Monday, April 04, 2005
Paus Yohanes Paulus II (1920 - 2005)
Pujian Dunia Bagi Sri Paus Menyertainya Berpulang
*** KOTA VATIKAN--MIOL: Saat dunia berduka atas berpulangnya Sri Paus Paulus Yohanes II, Sabtu malam, ribuan umat Katholik dari berbagai penjuru dunia mulai berhimpun di Vatikan, Minggu, untuk menyampaikan rasa duka mereka.
Puluhan ribu umat yang berduka itu memasuki Roma terdorong oleh rasa kasih mereka terhadap pemimpin 1,1 miliar umat Katholik Roma yang dinyatakan resmi telah berpulang pada Sabtu malam pukul 21.37 waktu setempat (atau pukul 03.37, Minggu dinihari WIB).
Paus yang bernama asli Karol Wojtyla asal Desa Krakow, Polandia wafat pada 84 tahun, dua hari setelah menderita gagal jantung yang disebabkan oleh masalah pernafasan akut dan infeksi lainnya, menurut pengumuman resmi Vatikan.
"Bapak suci kita terkasih telah kembali ke rumah Tuhan," kata Uskup Agung Leonardo Sandri, yang mengumumkan kabar duka itu kepada puluhan ribu umat yang memadati lapangan di di bawah jendela kamar Sri Paus. Umat sebelumnya berhimpun guna berdoa bagi keajaiban untuk kesembuhan Paus.
Surat-surat kabar Italia mengungkapkan "amin" adalah kata terakhir yang terucap dari bibir tokoh di balik penghancuran tirani tirai besi komunis Soviet di Eropa Timur dan Uni Soviet saat detik-detik terakhir sebelum kepergiannya untuk selama-lamanya.
Misa Requiem pertama dilaksanakan Minggu pagi di Lapangan Santa Petrus, dihadiri sedikitnya 80.000 umat. Namun jenazah Sri Paus baru akan bisa diperlihatkan kepada umat pada sekitar Senin petang Basilika Santa Petrus, menurut pengumuman Vatikan.
Kabar berpulangnya Sri Paus membawa derai airmata bagi umat Katholik di seluruh muka bumi, dan memicu mengalirnya sungai kedukaan. Kabar pada Sabtu malam itu diperkirakan akan melahirkan arus masuk umat dalam jumlah terbesar sepanjang ingatan sejarah kota Roma.
"Ia telah menyeru kepada kami dan kamipun datang," kata Giuseppe Incarnati, salah seorang jemaah yang telah bergegas mendatangi Vatikan dari Naples.
Pernyataan-pernyataan memuji Sri Paus deras pula terdengar, baik dari kalangan pemimpin Barat maupun Timur, Kristiani maupun Muslim dan Yahudi.
"Gereja Katholik telah kehilangan gembalanya. Dunia telah kehilangan pahlawan kebebasan kemanusiaannya," kata Presiden Amerika Serikat George W. Bush dalam pernyataannya di Gedung Putih beberapa jam setelah kabar duka diumumkan Vatikan.
Syeikh Agung Al-Azhar Prof Dr. Mohamad Sayed Tantawi menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Sri Paus Johanes Paulus II seraya mengengenang bahwa pemimpin umat Katholik se-dunia itu "telah mewariskan prinsip-prinsip dasar dialog antar-agama."
"Mendiang Sri Paus Paulus II telah meletakkan prinsip-prinsip dasar dialog antar-agama yang merupakan warisan pemikiran berharga bagi perdamaian umat manusia," kata Syeikh Al-Azhar, dalam pernyataannya setelah diumumkan Sri Paus Paulus Yohanes II telah berpulang pada Sabtu (2/4) malam (Minggu dini hari WIB).
Pemimpin universitas Islam tertua di dunia, yang telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Sri Paulus II untuk upaya dialog-antar Islam-Kristen itu. Syekh memuji mendiang sebagai tokoh dunia yang ikhlas dan tabah memperjuangkan perdamaian antar-umat beragama.
"Dunia membutuhkan keikhlasan dan kejujuran seorang pemimpin dalam memperjuangkan perdamaian dan kedamaian umat manusia, dan hal itu telah ditunjukkan oleh mendiang yang patut diwarisi," kata Syekh Al-Azhar.
Presiden Iran Mohammad Khatami telah mengirim pesan resmi belasungkawa sehubungan dengan meninggalnya Paus Johannes Paulus II, dan memujinya sebagai pencari "kebenaran, keadilan dan perdamaian".
"Paus Johannes Paulus II adalah murid mistisisme agama, penyampai filsafat dan pikiran serta kreativitas puisi dan seni," kata Khatami dalam surat yang dikirim kepada Menteri Luar Negeri Vatican Angelo Sodano.
"Dengan menekankan ajaran dan pengalamannya, (ia) dengan penuh semangat berusaha memanfaatkannya di jalan kemenangan kebenaran, keadilan dan perdamaian," kata Khatami yang mengadakan pertemuan bersejarah dengan Paus pada 1999.
Presiden Iran itu, ulama tingkat menengah Syiah, juga menyeru Vatikan untuk mempertahankan ajaran Paus Johannes Paulus II bagi dialog antar-agama.
"Pemimpin Kristen Katholik, dengan mengikuti ajaran Yesus dan melalui hubungan dengan pemimpin agama-politik yang mencari keadilan serta mencintai perdamaian dan juga dengan mengikuti pikiran kemanusiaan serta etis Paus II, diharapkan dapat membantu dunia menuju hidup yang lebih baik dan adil," kata Khatami dalam suratnya yang juga disiarkan oleh media resmi.
Sembilan puluh sembilan persen warga Iran beragama Islam, kebanyakan beraliran Syiah. Terdapat sebanyak 80.000 pengikut Kristen, 10.000 di antara mereka pengikut Katholik.
Uskup Katholik Iran Ramzi Girmou, dalam suatu pernyataan singkat, mengatakan, "Kami akan berdoa bagi jiwanya, dan berharap dalam waktu dekat akan memiliki pengganti yang akan memimpin gereja dan melayani umat manusia."
Rakyat Palestina dan para pemimpinnya juga menyatakan duka mendalam atas berpulangnya Paus. "Sri Paus dalam tokoh dialog dan perdamaian yang turut berperang dalam perjuangan suci Palestina," kata Presiden Mahmud Abbas, lewat pernyataannya yang disampaikan kantorberita Palestina.
PM Palestina Ahmad Qurie juga menyatakan pujiannya terhadap mendiang, dan menyebutkannya sebagai "pelindung hak-hak Palestina" dan "teman baik rakyat Palestina."
Wakil PM Malaysia Najib Tun Razak menyatakan "berpulangnya Paus sebagai kehilangan besar bagi dunia" dan ia berharap pemimpin umat Katholik penggantinya akan melanjutkan perjuangan mendiang melawan ketidakadilan di dunia.
"Ia merupakan pendukung resolusi-resolusi perdamaian Asia Barat dan masalah Palestina, beliau juga menentang perang terhadap Irak," kata Najib tun Razak, yang dikenal sebagai pemimpin masa depan di Malaysia itu.
Dari Nias, di mana misa pertama khusus dilaksanakan untuk mendoakan Paus sejak pulau itu luluh lantak oleh gempa bumi dahsyat pekan lalu, sampai Brazil, Filipina, China, Afrika Selatan, Jerman hingga Vietnam, dilaksanakan doa bagi mendiang.
Banyak negara menyatakan hari berkabung nasional sehubungan dengan berpulangnya Paus, Polandia yang tanah kelahiran Paus menyatakan masa berkabung enam hari dan kuba yang berpemerintahan komunis, berkabung nasional tiga hari.
Vatikan mulai sibuk menyiapkan kedatangan sedikitnya 200 pemimpin negara dan pemerintahan di dunia yang akan menghadiri pemakaman Paus, yang diperkirakan akan sudah bisa dilaksanakan antara Rabu hingga Jumat mendatang.
Konklaf (pertemuan tertutup para kardinal untuk memilih Paus baru) akan mulai dilaksanakan dalam waktu 15-20 hari mendatang, dengan 117 kardinal seluruh dunia berkumpul di Kapel Sistin dalam proses tersebut.
Begitu seorang Paus baru terpilih, seorang pejabat Vatikan akan membakar kertas suara pemilihan dengan bahan kimia khusus sehingga akan tercipta asap putih dari cerobong asap kapel itu, tanda seorang Paus baru telah terpilih.
(Reuters/AFP/Ant/Ol-1)
Syeikh Al-Azhar: Paulus II Wariskan Prinsip Dialog Antar Agama
KAIRO--MIOL: Syeikh Agung Al-Azhar Prof Dr. Mohamad Sayed Tantawi menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Sri Paus Johanes Paulus II seraya mengengenang bahwa pemimpin umat Katholik se-dunia itu "telah mewariskan prinsip-prinsip dasar dialog antar-agama."
"Mendiang Sri Paus Paulus II telah meletakkan prinsip-prinsip dasar dialog antar-agama yang merupakan warisan pemikiran berharga bagi perdamaian umat manusia," kata Syeikh Al-Azhar, dalam pernyataannya setelah diumumkan Sri Paus Paulus Yohanes II telah berpulang pada Sabtu (2/4) malam (Minggu dini hari WIB).
Pemimpin universitas Islam tertua di dunia, yang telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Sri Paulus II untuk upaya dialog-antar Islam-Kristen itu. Syekh memuji mendiang sebagai tokoh dunia yang ikhlas dan tabah memperjuangkan perdamaian antar-umat beragama.
"Dunia membutuhkan keikhlasan dan kejujuran seorang pemimpin dalam memperjuangkan perdamaian dan kedamaian umat manusia, dan hal itu telah ditunjukkan oleh mendiang yang patut diwarisi," kata Syekh Al-Azhar.
Al-Azhar dan Tahta Suci Vatikan secara fundamental telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) pada 1997 mengenai prinsip-prinsip dasar dialog antar Islam-Kristen.
Prinsip-prinsip dialog Islam-Kristen yang ditandatangani
Vatikan-Al-Azhar itu, antara lain menyebutkan bahwa dialog hendaknya
masing-masing pihak secara ikhlas dan jujur menghormati pemikiran yang diajukan, namun sama sekali menghindari pemikiran yang menyerang
nilai-nilai sakral yang dianut pihak lain.
"MMisi utama dialog adalah mengupayakan perdamaian dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, di mana umat Kristiani-Muslim wajib hidup berdampingan secara damai kapan dan di mana pun mereka berada," demikian antara lain inti MOU yang ditandatangani Al-Azhar-Vatikan.
Sebelumnya, Al-Azhar menyampaikan pujian dan penghargaan yang
setinggi-tingginya atas kebranian Sri Paus, yang pada awal tahun 2000, secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada umat Islam mengenai Perang Salib pada Abad Pertengahan.
Perang Salib yang diserukan Paus Urban III (1042-1099) pada tahun 1095 untuk merebut Kota Suci Jerusalem dari kekuasaan Islam itu, oleh para sejarawan, dinilai sebagai puncak konflik umat Kristiani-Muslim, yang merembet hingga beberapa dekade berikutnya.
Kurang lebih seabad berikutnya, muncul pahlawan legendaris Islam, Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1137-1193), kembali merebut Kota Suci Jerusalem, dalam perang dahsyat selama tiga tahun (1189-1192), melawan Richard I dan Inggris dan Philip II dari Perancis, yang ketika itu secara bersama mengusai Jerusalem.
"Sejarah kelam konflik Kristen-Muslim ini hendanya tidak terulang lagi di mana dan kapan pun. Dan hal itu dapat tercapai lewat dialog antarpemimpin agama yang terus-menerus dari generasi ke generasi, sebagaimana telah diletakkan prinsip-prinsipnya oleh almarhum Sri Paus John Paulus II," demikian Syeikh Al-Azhar.
(Ant/Ol-1)
Pendirian Pope John Paul II disegani
Oleh MARKUS LIM (WARTAWAN UTUSAN)
Kematian Ketua Gereja Roman Katolik, Pope John Paul II ataupun nama sebenarnya Karol Josef Wojtyla tepat pukul 3.37 pagi semalam (waktu Malaysia) ditangisi oleh jutaan penganut Kristian mazhab Katolik di seluruh dunia.
Dari Dataran St. Peter di Vatican hingga ke Paris dan kemudiannya Mexico sehinggalah ke Manila, para penganut berkumpul di gereja bagi menghulurkan doa kepada seorang pemimpin agama yang telah memperjuangkan banyak isu kemanusiaan dan kesaksamaan sepanjang tempoh hampir 27 tahun sebagai ketua agama.
Sekali imbas, John Paul II merupakan pope pertama dari luar Itali diberikan mandat untuk menerajui gereja Roman Katolik dalam tempoh 455 tahun. Sebelum ini, kebanyakan pope yang dilantik adalah dari kalangan bangsa Itali sendiri.
Apa pun, di sebalik pelantikan beliau, dunia dapat menyaksikan bagaimana pendirian John Paul II dalam pelbagai isu seperti memulihkan hubungan Islam-Kristian, penentangan terhadap perang di Iraq serta pelopor kepada keamanan sejagat. Pendirian beliau itu disegani dan dihormati bukan sahaja oleh penganut Kristian bahkan juga umat Islam di seluruh dunia.
Mendiang yang dilahirkan pada 18 Mei 1920 di Wadowice, Poland, merupakan pengganti ke-264 kepada St. Peter dan yang termuda dalam tempoh 100 tahun. Pada 1938, John Paul II melanjutkan pelajaran di Universiti Jagellonian. Namun apabila tentera Nazi menawan Poland, beliau terpaksa bekerja sebagai buruh paksa bagi mengelakkan pengusiran. Selepas tamatnya Perang Dunia Kedua, John Paul II secara senyap-senyap belajar untuk menjadi seorang paderi.
Hasilnya, beliau dilantik sebagai paderi pada tahun 1946 dan bermula dari pelantikan itu, perjalanan John Paul II dalam menyebarkan dan memperjuangkan isu-isu kemanusiaan kian terserlah. Selanjutnya pada 1963, beliau dilantik sebagai `Archbishop' di Krakow, Poland sebelum dinaikkan pangkat sebagai `Kardinal' empat tahun kemudian.
Gaya John Paul II yang lebih suka berinteraksi dan berdialog dalam menyelesaikan sesuatu konflik serta komitmen beliau dalam memerangi masalah kebuluran meletakkan namanya diiktiraf sebagai `Champion of the Weak'.
Sepanjang hayatnya, mendiang juga mencetuskan pelbagai kontroversi dengan melaksanakan pelbagai pembaharuan yang ada kalanya tidak disenangi oleh penganutnya sendiri.
Umpamanya, pendirian beliau untuk mengharamkan pelantikan golongan wanita sebagai paderi, mengharamkan pencegahan hamil, homoseksual, perceraian serta keruntuhan nilai-nilai murni tradisi dalam keluarga.
John Paul II juga akan dikenang sebagai pemimpin Katolik pertama dalam sejarah yang menjejakkan kaki ke dalam Masjid Umayyah di Damsyik, Syria empat tahun lepas. Beliau juga pernah menjemput pemimpin-pemimpin agama lain baik Islam, Buddha mahupun Hindu ke Assisi, Itali untuk berdoa bersama-sama demi keamanan sejagat. Dengan pemergian John Paul II itu, timbul pula soal siapakah yang akan dilantik untuk menggantikan John Paul II?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment